Sabtu, 15 Juni 2013

TUGAS SEJARAH XI IPA





1. Pertempuran Surabaya (10 november 1945)
Pertempuran di Surabaya melawan sekutu tidak lepas kaitannya dengan peristiwa yang mendahuluinya, yaitu usaha perebutan kekuasaan dan senjata dari tangan Jepang yang dimulai sejak tanggal 2 september 1945. Perebutan kekuasaan dan senjata yand dilakukan oleh para pemuda berubah mejadi situasi revolusi yang konfrontatif antara pihak Indonesia dengan Sekutu.
Latar belakang pertempuran Surabaya, antara lain :
1) keinginan Sekutu untuk merebut senjata milik Jepang yang sudah dikuasai oleh para pemuda Indonesia.
2) Inggris yang mengingkari janjinya dengan pemerintah Indonesia, dan berhasil membebaskan seorang kolonel Belanda dari penjara dengan melakukan penyerangan.
3) terbunuhnya Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby pada pertempuran 28, 29 , dan 30 oktober 1945.
4) ultimatum Inggris yang mengeluarkan instruksi agar pemimpin bangsa Indonesia dan semua pihak di kota Surabaya menyerah kepada Inggris.

Tokoh :
Residen Soedirman, Wakil Residen (Fuku Syuco Gunseikan)
Sidik dan Hariyono (Pengawal Residen Soedirman)
Mr. Ploegman
Koesno Wibowo
Brigadir Jenderal Mallaby, (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur)
Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh
Bung Tomo
KH. Hasyim Asyari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai-kyai pesantren lainnya
Tokoh 10 November 1945
Pihak Indonesia      : Gubernur Suryo, Bung Tomo
Pihak Sekutu          : Brigjen Mallaby, Mayjen Marsergh.
Dampak bagi Indonesia          :
Akibat pertempuran tersebut 6.000 rakyat Indonesia gugur. Pengaruh pertempuran Surabaya
Berdampak luas di kalangan internasional, bahkan masuk dalam agenda sidang Dewan Keamanan PBB tanggal 7 – 13 Februari 1946.

2. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran di Ambarawa terjadi pada tanggal 20 november 1945 dan berakhir pada tanggal 15 desember 1945. Pertempuran ini terjadi antara TKR bersama rakyak Indonesia melawan pasukan Sekutu-Inggris.
Latar belakang pertempuran Ambarawa, antara lain :
1) Insiden di Magelang sesudah mendaratnya Brigade Artileri, yang kedatangannya diikuti oleh orang-orang NICA
2) pihak Sekutu yang mengingkari janjinya terhadap persetujuan yang sebelumnya telah disetujui oleh kedua belah pihak.
3) Sekutu melakukan pengeboman terhadap kampung-kampung yang berada di sekitar Ambarawa.
 Tokoh-tokohnya : Brigjen Bethel dan Kolonel Soedirman
M. Sarbini
Oni Sastrodihardjo
Letkol. Isdiman
Yon. Imam Adrongi, Yon. Soeharto dan Yon. Soegeng.

Dampak bagi Indonesia :
Pertempuran di Ambarawa berhasil mempengaruhi dan melemahkan kekuatan Belanda sehingga Belanda kesulitan melakukan pertempuran di daerah lainnya. Pertempuran ini juga mengakibatkan Letkol Isdiman dan prajurit Indonesia banyak yang gugur di medan perang.

3. Pertempuran Medan Area
Pada tanggal 9 november 1945, pasukan sekutu dibawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D Kelly mendarat di Sumatera Utara yang dikuti oleh pasukan NICA. Brigadir ini menyatakan kepada pemerintah RI akan melaksanakan tugas kemanusiaan, mengevakuasi tawanan dari beberapa kamp di luar kota Medan. Dengah dalih menjaga keamanan, para bekas tawanan diaktifkan kembali dan dipersenjatai.
Latar belakang pertempuran Medan Area, antara lain :
1) bekas tawanan yang menjadi arogan dan sewenang-wenang.
2) ulah seorang penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak lencana merah-putih.
3) ultimatum agar pemuda Medan menyerahkan senjata kepada Sekutu.
Tokoh - tokoh :
Brigjen T.E.D. Kelly dan Achmad Tahir

Akibat bagi Indonesia :
 Pada tanggal 10 Agustus 1946 di Tebingtinggi diadakan pertemuan antara komandan-komandan pasukan yang berjuang di Medan Area. Pertemuan tersebut memutuskan dibentuknya satu komando yang bernama komando resimen laskar rakyat medan area.


4. Bandung Lautan Api
Pasukan Sekutu Inggris memasuki kota Bandung sejak pertengahan oktober 1945. Menjelang november 1945, pasukan NICA semakin merajelela di Bandung dengan aksi terornya. Masuknya tentara sektu dimanfaatkan oleh NICA untuk mengembalikan kekuasaanya di Indonesia. Tapi semangat juang rakyat dan para pemuda Bandung tetap berkobar.
Latar belakang Bandung Lautan Api, antara lain :
1) Pasukan sekutu Inggris memasuki kota Bandung dan sikap pasukan NICA yang merajalela dengan aksi terornya.
2) Perundingan antara pihak RI dengan Sekutu/NICA, dimana Bandung dibagi dua bagian.
3) Bendungan sungai Cikapundung yang jebol dan menyebabkan banjir besar dalam kota
4) Keinginan sekutu yang menuntut pengosongan sejauh 11km dari Bandung Utara.
Tokoh - tokohnya :
Muhammad Toha
Brigadir MacDonald
Ramdan
Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRI


5. Pertempuran Margarana (20 november 1946)
Pada tanggal 2 dan 3 maret 1946, lebih kurang 2.000 tentara Belanda mendarat di pulau Bali. Ketika Belanda mendarat, pimpinan laskar Bali Kolonel I Gusti Ngurah Rai, sedang menghadap ke markas tertinggi TKR di Yogyakarta.
Latar belakang pertempuran Margarana, antara lain :
1) kedatangan Belanda yang memporak-porandakan pasukan Igusti Ngurah Rai
2) tidak behasilnya Belanda yang membujuk Pimpinan Laskar Bali untuk bekerja sama.
3) pasukan I Gusti Ngurah Rai berhasil menyerang markas Belanda yang menyebabkan kemarahan dari pihak Belanda.
Tokoh-tokohnya :
I Gusti Ngurah Rai
Akibat bagi Bangsa Indonesia :
Kekalahan Indonesia,Dikuasainya Bali oleh Belanda Pendirian Negara Indonesia Timur 

7. Perjanjian Linggarjati Perlawanan hebat dari rakyat dan para pemuda Indonesia, untuk mempertahankan kemerdekaan menyebabkan Inggris menarik suatu kesimpulan bahwa sengketa antar Indonesia dan Belanda tidak mungkin dapat diselesaikan dengan kekuatan senjata, melainkan dengan cara diplomasi. Untuk menyelesaikan pertikaian Indonesia-Belanda, makap ada tanggal 10 november 1946 diadakan perundingan di Linggarjati. Pihak Indonesia dipimpin oleh dr. Sudarsono, jenderal Soedirman dan jenderal Oerip Soemohardjo. Sedangkan Belanda Van Mook, serta Inggris mengirim Lord Killearn sebagai penengah.

Isi persetujuan Linggarjati, antara lain :
1) Pemerintah RI dan Belanda bersama-sama membentuk negara federasi bernama Negara Indonesia Serikat.
2) NIS tetap terikat dalam ikatan kerja sama dengan kerajaan Belanda.
3) Belanda mengakui secara de facto RI dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Belanda harus meninggalkan wilayah de facto.
Waktu & Tempat Perundingan :  10-15 Nov 1946 di Linggajati, dekat Cirebon.
Tokoh-tokohnya :
Pihak Indonesia dipimpin oleh dr. Sudarsono, jenderal Soedirman dan jenderal Oerip Soemohardjo.
Sedangkan Belanda Van Mook, serta Inggris mengirim Lord Killearn sebagai penengah.

PERUNDINGAN RENVILLE
a. Latar Belakang :
Tanggal 1 Agustus 1947 PBB mengeluarkan seruan gencatan senjata dan mencari penyelesaian secara damai.
Duta Keliling RI di PBB, Sutan Syahrir meminta kepada DK untuk membentuk badan arbitrase (penengah).
DK PBB setuju usul Amerika untuk membentuk komisi jasa-jasa baik (Good Will Commission) yang kemudian dikenal sebagai Komisi Tiga Negara (KTN).
Pemerintah RI memilih Australia, Belanda memilih Belgia, kedua negara itu memilih Amerika Serikat sebagai anggota ketiga.b. Waktu & Tempat Perundingan :
Tanggal 27 Okt 1947 anggota KTN tiba.
Tanggal 17 Jan 1948 hasil Perundingan Renville ini ditandatangani.
Tempat kapal  AS USS Renville
c. Tokoh-tokohnya :
1. Tokoh KTN : Australia (Richard C. Kirby), Belgia (Paul van Zeeland), Amerika Serikat (Dr. Frank B. Graham).
2. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin sendiri, dengan Ali Sastroamijoyo sebagai wakilnya
3. Delegasi Belanda dipimpin oleh R. Abdulkadir Widjoyoatmodjo, dengan Mr. H.A.L. van Vredenburgh sebagai wakil.

Isinya antara lain :
1. Pihak RI menyetujui dibentuknya NIS pada masa peralihan;
2. Daerah yang diduduki Belanda melalui agresinya, diakui sampai dengan diadakan plebisit.
3. RI bersedia menarik semua pasukan dari daerah kantong masuk ke wilayah RI (hijrah).

PERUNDINGAN ROEM-ROYENA.     
Latar Belakang:
Terjadinya Agresi Militer Belanda II (19 Sept 1948) menimbulkan reaksi yang cukup keras dari Amerika Serikat dan Inggris, bahkan PBB. Sebagai reaksi dari Agresi Militer Belanda, PBB memperluas kewenangan KTN. Komisi Tiga Negara diubah menjadi UNCI. UNCI (United Nations Commission for Indonesia). UNCI dipimpin oleh Merle Cochran (Amerika Serikat) dibantu Critchley (Australia) dan Harremans (Belgia). Hasil kerja UNCI di antaranya mengadakan Perjanjian Roem-Royen antara Indonesia Belanda.
B. Waktu & Tempat Perundingan :14 April 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta
C. Tokoh-tokohnya :
1. Wakil PBB adalah Merle Cochran (Amerika Serikat)
2. Delegasi RI dipimpin oleh Mr. Moh. Roem,
3. Delegasi Belanda dipimpin oleh van Royen
Isi persetujuan adalah sebagai berikut:Delegasi Indonesia menyatakan kesediaan Pemerintah RI untuk:1. Mengeluarkan perintah kepada pengikut Republik yang bersenjata untuk menghentikan perang gerilya.2. Bekerjasama dalam mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan.3. Turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag dengan maksud untuk mempercepat penyerahan kedaulatan yang sunguh dan lengkap kepada negara Indonesia Serikat dengan tidak bersyarat.Pernyataan Belanda pada pokoknya berisi:1. Menyetujui kembalinya pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta.2. Membebaskan semua tahanan politik dan menjamin penghentian gerakan militer.3. Tidak akan mendirikan negara-negara yang ada di daerah Republik dan dikuasainya dan tidak akan meluaskan daerah dengan merugikan Republik.4. Menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari negara Indonesia Serikat.5. Berusaha dengan sungguh-sungguh supaya KMB segera diadakan setelah pemerintah Republik kembali ke Yogyakarta.Hasil perundingan Roem-Royen ini mendapat reaksi keras dari berbagai pihak di Indonesia, terutama dari pihak TNI dan PDRI, ialah sebagai berikut:Panglima Besar Angkatan Perang Republik Indonesia Jenderal Sudirman pada tanggal 1 Mei 1949 mengeluarkan amanat yang ditujukan kepada komandan-komandan kesatuan memperingatkan agar mereka tidak turut memikirkan perundingan, karena akibatnya hanya akan merugikan pertahanan dan perjuangan.

PERUNDINGAN KMB
A. Latar Belakang :
Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan tindak lanjut dari Perundingan Roem-Royen. Sebelum KMB dilaksanakan, RI mengadakan pertemuan dengan BFO (Badan Permusyawaratan Federal). Pertemuan ini dikenal dengan dengan Konferensi Inter-Indonesia (KII) Tujuannya untuk menyamakan langkah dan sikap sesama bangsa Indonesia dalam menghadapi KMB
B. Waktu dan Tempat :23 Agustus 2 September 1949, Denhaag Belanda.
Tokoh :
Drs Moh.Hatta (Ketua), Mr. Moh.Roem, Prof. Dr. Soepomo, dr.J.Leimena, Mr. Ali Sastroamidjoyo, Mr. Suyono Hadinoto, Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Mr. Abdul Karim Pringgodigdo.
R.A. Roebiyadi Poespitasari
BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak KMB dan delegasi dari Belanda dipimpin oleh Mr. VanMarseveen. Dari PBB dipimpin oleh Crittchlay
Hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah: Serahterima kedaulatan dari pemerintah kolonial Belanda kepada Republik Indonesia Serikat, kecuali Papua bagian barat. Indonesia ingin agar semua bekas daerah Hindia Belanda menjadi daerah Indonesia, sedangkan Belanda ingin menjadikan Papua bagian barat negara terpisah karena perbedaan etnis. Konferensi ditutup tanpa keputusan mengenai hal ini. Karena itu pasal 2 menyebutkan bahwa Papua bagian barat bukan bagian dari serah terima, dan bahwa masalah ini akan diselesaikan dalam waktu satu tahun.[2][3][4][5] Dibentuknya sebuah persekutuan Belanda-Indonesia, dengan monarch Belanda sebagai kepala negara Pengambil alihan hutang Hindia Belanda oleh Republik Indonesia Serikat1. Keradjaan Nederland menjerahkan kedaulatan atas Indonesia jang sepenuhnja kepada Republik Indonesia Serikat dengan tidak bersjarat lagi dan tidak dapat ditjabut, dan karena itu mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat.2. Republik Indonesia Serikat menerima kedaulatan itu atas dasar ketentuan-ketentuan pada Konstitusinja; rantjangan konstitusi telah dipermaklumkan kepada Keradjaan Nederland.3. Kedaulatan akan diserahkan selambat-lambatnja pada tanggal 30 Desember 1949Rantjangan Piagam Penjerahan Kedaulatan.[6]  Kembali Ke Bagian Sebelumnya
C. Tokoh-tokohnya :
Wakil Indonesia (Moh. Hatta)
Wakil BFO (Sultan Hamid II)
Wakil Mr. Van Maarsevenq
UNCI diwakili oleh Chritchley

0 komentar:

Posting Komentar