1. Pertempuran
Surabaya (10 november 1945)
Pertempuran di
Surabaya melawan sekutu tidak lepas kaitannya dengan peristiwa yang mendahuluinya, yaitu usaha perebutan kekuasaan dan
senjata dari tangan Jepang yang dimulai sejak tanggal 2 september 1945.
Perebutan kekuasaan dan senjata yand dilakukan oleh para pemuda berubah mejadi
situasi revolusi yang konfrontatif antara pihak Indonesia dengan Sekutu.
Latar belakang
pertempuran Surabaya, antara lain :
1) keinginan
Sekutu untuk merebut senjata milik Jepang yang sudah dikuasai oleh para pemuda
Indonesia.
2) Inggris yang
mengingkari janjinya dengan pemerintah Indonesia, dan berhasil membebaskan
seorang kolonel Belanda dari penjara dengan melakukan penyerangan.
3) terbunuhnya
Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby pada pertempuran 28, 29 , dan 30 oktober 1945.
4) ultimatum
Inggris yang mengeluarkan instruksi agar pemimpin bangsa Indonesia dan semua
pihak di kota Surabaya menyerah kepada Inggris.
Tokoh :
Residen Soedirman,
Wakil Residen (Fuku Syuco Gunseikan)
Sidik dan Hariyono
(Pengawal Residen Soedirman)
Mr. Ploegman
Koesno Wibowo
Brigadir Jenderal
Mallaby, (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur)
Mayor Jenderal
Eric Carden Robert Mansergh
Bung Tomo
KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai-kyai
pesantren lainnya
Tokoh 10
November 1945
Pihak
Indonesia : Gubernur Suryo, Bung Tomo
Pihak Sekutu
: Brigjen Mallaby, Mayjen
Marsergh.
Dampak
bagi Indonesia :
Akibat
pertempuran tersebut 6.000 rakyat Indonesia gugur. Pengaruh pertempuran
Surabaya
Berdampak
luas di kalangan internasional, bahkan masuk dalam agenda sidang Dewan Keamanan
PBB tanggal 7 – 13 Februari 1946.
2. Pertempuran
Ambarawa
Pertempuran di
Ambarawa terjadi pada tanggal 20 november 1945 dan berakhir pada tanggal 15 desember
1945. Pertempuran ini terjadi antara TKR bersama rakyak Indonesia melawan
pasukan Sekutu-Inggris.
Latar belakang
pertempuran Ambarawa, antara lain :
1) Insiden di
Magelang sesudah mendaratnya Brigade Artileri, yang kedatangannya diikuti oleh orang-orang
NICA
2) pihak Sekutu
yang mengingkari janjinya terhadap persetujuan yang sebelumnya telah disetujui
oleh kedua belah pihak.
3) Sekutu
melakukan pengeboman terhadap kampung-kampung yang berada di sekitar Ambarawa.
Tokoh-tokohnya : Brigjen Bethel dan Kolonel
Soedirman
M. Sarbini
Oni Sastrodihardjo
Letkol. Isdiman
Yon. Imam Adrongi,
Yon. Soeharto dan Yon. Soegeng.
Dampak
bagi Indonesia :
Pertempuran
di Ambarawa berhasil mempengaruhi dan melemahkan kekuatan Belanda sehingga
Belanda kesulitan melakukan pertempuran di daerah lainnya. Pertempuran ini juga
mengakibatkan Letkol Isdiman dan prajurit Indonesia banyak yang gugur di medan
perang.
3. Pertempuran
Medan Area
Pada tanggal 9
november 1945, pasukan sekutu dibawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D Kelly
mendarat di Sumatera Utara yang dikuti oleh pasukan NICA. Brigadir ini
menyatakan kepada pemerintah RI akan melaksanakan tugas kemanusiaan,
mengevakuasi tawanan dari beberapa kamp di luar kota Medan. Dengah dalih
menjaga keamanan, para bekas tawanan diaktifkan kembali dan dipersenjatai.
Latar belakang
pertempuran Medan Area, antara lain :
1) bekas tawanan
yang menjadi arogan dan sewenang-wenang.
2) ulah seorang
penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak lencana merah-putih.
3) ultimatum agar
pemuda Medan menyerahkan senjata kepada Sekutu.
Tokoh - tokoh :
Brigjen T.E.D.
Kelly dan Achmad Tahir
Akibat
bagi Indonesia :
Pada tanggal 10 Agustus 1946 di Tebingtinggi
diadakan pertemuan antara komandan-komandan pasukan yang berjuang di Medan
Area. Pertemuan tersebut memutuskan dibentuknya satu komando yang bernama
komando resimen laskar rakyat medan area.
4. Bandung Lautan
Api
Pasukan Sekutu
Inggris memasuki kota Bandung sejak pertengahan oktober 1945. Menjelang
november 1945, pasukan NICA semakin merajelela di Bandung dengan aksi terornya.
Masuknya tentara sektu dimanfaatkan oleh NICA untuk mengembalikan kekuasaanya
di Indonesia. Tapi semangat juang rakyat dan para pemuda Bandung tetap
berkobar.
Latar belakang
Bandung Lautan Api, antara lain :
1) Pasukan sekutu
Inggris memasuki kota Bandung dan sikap pasukan NICA yang merajalela dengan
aksi terornya.
2) Perundingan
antara pihak RI dengan Sekutu/NICA, dimana Bandung dibagi dua bagian.
3) Bendungan
sungai Cikapundung yang jebol dan menyebabkan banjir besar dalam kota
4) Keinginan
sekutu yang menuntut pengosongan sejauh 11km dari Bandung Utara.
Tokoh - tokohnya :
Muhammad Toha
Brigadir MacDonald
Ramdan
Kolonel Abdoel
Haris Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRI
5. Pertempuran
Margarana (20 november 1946)
Pada tanggal 2 dan
3 maret 1946, lebih kurang 2.000 tentara Belanda mendarat di pulau Bali. Ketika
Belanda mendarat, pimpinan laskar Bali Kolonel I Gusti Ngurah Rai, sedang
menghadap ke markas tertinggi TKR di Yogyakarta.
Latar belakang
pertempuran Margarana, antara lain :
1) kedatangan
Belanda yang memporak-porandakan pasukan Igusti Ngurah Rai
2) tidak
behasilnya Belanda yang membujuk Pimpinan Laskar Bali untuk bekerja sama.
3) pasukan I Gusti
Ngurah Rai berhasil menyerang markas Belanda yang menyebabkan kemarahan dari
pihak Belanda.
Tokoh-tokohnya :
I Gusti Ngurah Rai
Akibat bagi Bangsa
Indonesia :
Kekalahan
Indonesia,Dikuasainya Bali oleh Belanda Pendirian Negara Indonesia Timur
7. Perjanjian
Linggarjati Perlawanan hebat dari rakyat dan para pemuda Indonesia, untuk
mempertahankan kemerdekaan menyebabkan Inggris menarik suatu kesimpulan bahwa
sengketa antar Indonesia dan Belanda tidak mungkin dapat diselesaikan dengan
kekuatan senjata, melainkan dengan cara diplomasi. Untuk menyelesaikan pertikaian
Indonesia-Belanda, makap ada tanggal 10 november 1946 diadakan perundingan di
Linggarjati. Pihak Indonesia dipimpin oleh dr. Sudarsono, jenderal Soedirman
dan jenderal Oerip Soemohardjo. Sedangkan Belanda Van Mook, serta Inggris
mengirim Lord Killearn sebagai penengah.
Isi persetujuan
Linggarjati, antara lain :
1) Pemerintah RI
dan Belanda bersama-sama membentuk negara federasi bernama Negara Indonesia
Serikat.
2) NIS tetap
terikat dalam ikatan kerja sama dengan kerajaan Belanda.
3) Belanda
mengakui secara de facto RI dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatera,
Jawa, dan Madura. Belanda harus meninggalkan wilayah de facto.
Waktu & Tempat
Perundingan : 10-15 Nov 1946 di Linggajati, dekat Cirebon.
Tokoh-tokohnya :
Pihak Indonesia
dipimpin oleh dr. Sudarsono, jenderal Soedirman dan jenderal Oerip Soemohardjo.
Sedangkan Belanda
Van Mook, serta Inggris mengirim Lord Killearn sebagai penengah.
PERUNDINGAN
RENVILLE
a. Latar Belakang
:
• Tanggal 1 Agustus 1947 PBB mengeluarkan
seruan gencatan senjata dan mencari penyelesaian secara damai.
• Duta Keliling RI di PBB, Sutan Syahrir
meminta kepada DK untuk membentuk badan arbitrase (penengah).
• DK PBB setuju usul Amerika untuk membentuk
komisi jasa-jasa baik (Good Will Commission) yang kemudian dikenal sebagai
Komisi Tiga Negara (KTN).
• Pemerintah RI memilih Australia, Belanda
memilih Belgia, kedua negara itu memilih Amerika Serikat sebagai anggota
ketiga.b. Waktu & Tempat Perundingan :
• Tanggal 27 Okt 1947 anggota KTN tiba.
• Tanggal 17 Jan 1948 hasil Perundingan
Renville ini ditandatangani.
• Tempat kapal AS “USS Renville”
c. Tokoh-tokohnya
:
1. Tokoh KTN :
Australia (Richard C. Kirby), Belgia (Paul van Zeeland), Amerika Serikat (Dr.
Frank B. Graham).
2. Delegasi
Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin sendiri, dengan Ali
Sastroamijoyo sebagai wakilnya
3. Delegasi
Belanda dipimpin oleh R. Abdulkadir Widjoyoatmodjo, dengan Mr. H.A.L. van
Vredenburgh sebagai wakil.
Isinya antara lain
:
1. Pihak RI
menyetujui dibentuknya NIS pada masa peralihan;
2. Daerah yang
diduduki Belanda melalui agresinya, diakui sampai dengan diadakan plebisit.
3. RI bersedia
menarik semua pasukan dari daerah kantong masuk ke wilayah RI (hijrah).
PERUNDINGAN
ROEM-ROYENA.
Latar Belakang:
Terjadinya Agresi
Militer Belanda II (19 Sept 1948) menimbulkan reaksi yang cukup keras dari
Amerika Serikat dan Inggris, bahkan PBB. Sebagai reaksi dari Agresi Militer
Belanda, PBB memperluas kewenangan KTN. Komisi Tiga Negara diubah menjadi UNCI.
UNCI (United Nations Commission for Indonesia). UNCI dipimpin oleh Merle
Cochran (Amerika Serikat) dibantu Critchley (Australia) dan Harremans (Belgia).
Hasil kerja UNCI di antaranya mengadakan Perjanjian Roem-Royen antara Indonesia
Belanda.
B. Waktu &
Tempat Perundingan :14 April 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta
C. Tokoh-tokohnya
:
1. Wakil PBB
adalah Merle Cochran (Amerika Serikat)
2. Delegasi RI
dipimpin oleh Mr. Moh. Roem,
3. Delegasi
Belanda dipimpin oleh van Royen
Isi persetujuan
adalah sebagai berikut:Delegasi Indonesia menyatakan kesediaan Pemerintah RI
untuk:1. Mengeluarkan perintah kepada pengikut Republik yang bersenjata untuk
menghentikan perang gerilya.2. Bekerjasama dalam mengembalikan perdamaian dan
menjaga ketertiban dan keamanan.3. Turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di
Den Haag dengan maksud untuk mempercepat penyerahan kedaulatan yang sunguh dan
lengkap kepada negara Indonesia Serikat dengan tidak bersyarat.Pernyataan
Belanda pada pokoknya berisi:1. Menyetujui kembalinya pemerintah Republik
Indonesia ke Yogyakarta.2. Membebaskan semua tahanan politik dan menjamin
penghentian gerakan militer.3. Tidak akan mendirikan negara-negara yang ada di
daerah Republik dan dikuasainya dan tidak akan meluaskan daerah dengan
merugikan Republik.4. Menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari
negara Indonesia Serikat.5. Berusaha dengan sungguh-sungguh supaya KMB segera
diadakan setelah pemerintah Republik kembali ke Yogyakarta.Hasil perundingan
Roem-Royen ini mendapat reaksi keras dari berbagai pihak di Indonesia, terutama
dari pihak TNI dan PDRI, ialah sebagai berikut:Panglima Besar Angkatan Perang
Republik Indonesia Jenderal Sudirman pada tanggal 1 Mei 1949 mengeluarkan
amanat yang ditujukan kepada komandan-komandan kesatuan memperingatkan agar
mereka tidak turut memikirkan perundingan, karena akibatnya hanya akan
merugikan pertahanan dan perjuangan.
PERUNDINGAN KMB
A. Latar Belakang
:
Konferensi Meja
Bundar (KMB) merupakan tindak lanjut dari Perundingan Roem-Royen. Sebelum KMB
dilaksanakan, RI mengadakan pertemuan dengan BFO (Badan Permusyawaratan
Federal). Pertemuan ini dikenal dengan dengan Konferensi Inter-Indonesia (KII)
Tujuannya untuk menyamakan langkah dan sikap sesama bangsa Indonesia dalam
menghadapi KMB
B. Waktu dan
Tempat :23 Agustus – 2
September 1949, Denhaag Belanda.
Tokoh :
Drs Moh.Hatta
(Ketua), Mr. Moh.Roem, Prof. Dr. Soepomo, dr.J.Leimena, Mr. Ali Sastroamidjoyo,
Mr. Suyono Hadinoto, Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Mr. Abdul Karim Pringgodigdo.
R.A. Roebiyadi
Poespitasari
BFO dipimpin oleh
Sultan Hamid II dari Pontianak KMB dan delegasi dari Belanda dipimpin oleh Mr.
VanMarseveen. Dari PBB dipimpin oleh Crittchlay
Hasil dari
Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah:▪ Serahterima kedaulatan dari pemerintah kolonial
Belanda kepada Republik Indonesia Serikat, kecuali Papua bagian barat.
Indonesia ingin agar semua bekas daerah Hindia Belanda menjadi daerah
Indonesia, sedangkan Belanda ingin menjadikan Papua bagian barat negara
terpisah karena perbedaan etnis. Konferensi ditutup tanpa keputusan mengenai
hal ini. Karena itu pasal 2 menyebutkan bahwa Papua bagian barat bukan bagian
dari serah terima, dan bahwa masalah ini akan diselesaikan dalam waktu satu
tahun.[2][3][4][5]▪
Dibentuknya sebuah persekutuan Belanda-Indonesia, dengan monarch Belanda
sebagai kepala negara▪ Pengambil
alihan hutang Hindia Belanda oleh Republik Indonesia Serikat1. Keradjaan
Nederland menjerahkan kedaulatan atas Indonesia jang sepenuhnja kepada Republik
Indonesia Serikat dengan tidak bersjarat lagi dan tidak dapat ditjabut, dan
karena itu mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai Negara yang merdeka dan
berdaulat.2. Republik Indonesia Serikat menerima kedaulatan itu atas dasar
ketentuan-ketentuan pada Konstitusinja; rantjangan konstitusi telah
dipermaklumkan kepada Keradjaan Nederland.3. Kedaulatan akan diserahkan
selambat-lambatnja pada tanggal 30 Desember 1949Rantjangan Piagam Penjerahan
Kedaulatan.[6] ↑Kembali Ke Bagian Sebelumnya
C. Tokoh-tokohnya
:
• Wakil Indonesia (Moh. Hatta)
• Wakil BFO (Sultan Hamid II)
• Wakil Mr. Van Maarsevenq
• UNCI diwakili oleh Chritchley
0 komentar:
Posting Komentar