Sabtu, 15 Juni 2013

drama biologi XI IPA



“Gara-gara Upil”
Narator            : Parasdya Titis Pramudita
Pemain                        : 1. Ulfah Oktavia
                          2. Novia Mardiana
  3. Lugas Yan Prastowo
                          4. Tegar Wildani
                          5. Fransiska Agri Martiana
                          6. Vella Lutvatul Amanah
                          7. Eka Nur Rahmawati

( drama pengantar )
Suatu hari yang panas saat sinar matahari begitu menyengat banyak debu berterbangan. Membuat udara menjadi panas dan kotor. Di sudut kelas ada segerombolan remaja yang sedang mengerjakan tugas biologi. Namun saat yang lain sedang sibuk dengan tugas masing-masing, ada seorang anak yang melakukan tindakan tidak enak dipandang.
Agri     : (mengupil sambil memilin-milin upilnya)
Ulfah   : “Eh Gri, ngapain lu?”
Tegar   : “Ih jorok banget sih kamu!”
Agri     : “ Ya kenapa si? Ngupil itu kan hak asasi.” (sambil menjulurkan lidahnya)
Ulfah   : “Ya tapi seenggaknya jangan di depan umum dong.”
Agri     : “Hehe.. tapi kenapa di hidungku ada upil ya? Upil si bahannya apa? Kok bisa sampai ngumpul dan mengering di hidungku?”
Ulfah   : “Ya nggak tahu, tanya aja sama bapak moyang lu! Udah ah, gue mau pulang dulu. Sampai ketemu besok ya semua.”
Yang lain pun ikut mengikuti Ulfah yang hendak pulang ke rumah. Sementara Agri masih terdiam dan memikirkan asal mula upil.
Agri     : “Sepertinya sudah pernah aku diajari tentang sistem pernafasan. Mungkin di situ ada yang membahas tentang upil. Kan upil ada di salah satu saluran pernafasan. Um... apa ya?”
Agri terus mengingat-ingat tentang pelajaran sistem pernafasan.
“Petualangan Ok dan Sigen”

( drama saluran pernafasan )
Narator            : Parasdya Titis Pramudita
Pemain                        : 1. Ulfah Oktavia sebagai Ok (oksigen 1)
                          2. Novia Mardiana sebagai Sigen (oksigen 2)
  3. Lugas Yan Prastowo sebagai Wahid (lubang hidung 1)
                          4. Tegar Wildani sebagai Dudung (lubang hidung 2)
                          5. Fransiska Agri Martiana sebagai faring
                          6. Vella Lutvatul Amanah sebagai Alve (alveolus 1)
                          7. Eka Nur Rahmawati sebagai Olus (alveolus 2)

Suatu hari yang panas saat sinar matahari begitu menyengat banyak debu berterbangan. Membuat udara menjadi panas dan kotor. Saat itu Wahid dan Dudung sedang berbincang-bincang dengan Ghofaring. Kemudian datang sekumpulan udara yang terdiri dari oksigen dan debu. Oksigen yang pertama bernama Ok dan yang kedua namanya Sigen.
Ok       : “Enak ya jadi udara, bisa terbang kesana-kemari. Bebas!”
Sigen   : “Iya dong. Tapi nggak enak ni bawa-bawa kotoran gini. Aduh gimana ni?”
Ok       : “Aduh gimana ya?”
Sigen   : “Eh itu ada dua lubang. Kita masuk kesana yuk?”
Ok       : “Ayo!”
Ok dan Sigen pun terbang menuju dua lubang yang mereka lihat.
Ghofaring        : “Wahid, ada apa itu?
Wahid                         : “Apa?”
Dudung           : “Mana mana?”
Ghofaring        : “Itu di belakang kalian.”
Wahid&Dudung         : (berdiri)
Wahid                         : “Eh siapa kalian?”
Ok                   : “Mau tahu aja apa mau tahu banget?”
Dudung           : “Mau tahu banget deh.”
Sigen               : “Nggak lihat ni ada tulisannya.”
Ok                   : “Aku Ok.”
Sigen               : “Aku Sigen. Kami berdua.”
Ok&Sigen       : “ Oksigen.”
Wahid                         : “ Mau apa kalian?”
Ok                   : “Mau masuk. Boleh ngga nih?”
Sigen               : “Boleh dong?”
Ghofaring        : “Stop! Jangan masuk ke sini ke sini.... (dengan bernyanyi)”
Ok&Sigen       : “Jangan-jangan kau menolak diriku... (dengan bernyanyi)”
Dudung           : “Kenapa mereka tidak boleh masuk far?”
Ghofaring        : “Mereka itu kotor dan panas.”
Wahid                         : “Tenang, kami berdua sudah punya senjatanya.”
Ghofaring        : “Ya sudah jika kamu mengizinkan mereka masuk, aku pergi dulu. Aku mau siap-siap menyambut kedatangan mereka.”
Ghofaring pergi meninggalkan Wahid dan Dudung.
Ok                   : “Gimana ni? Boleh masuk apa enggak?”
Wahid 2          : “Ya sudah sini masuk.”
Ok dan Sigen masuk ke lubang dari Wahid dan Dudung. Di dalam lubang Ok dan Sigen di saring oleh rambut-rambut halus dan diatur suhunya oleh selaput lendir yang berada di dalam lubang Wahid dan Dudung. Setelah keluar dari lubang Ok dan Sigen menjadi lebih bersih dan sesuai suhunya dengan suhu tubuh manusia.
Ok                   : “Waah... kita jadi bersih ya? Udah nggak ada lagi ni kotoran yang menempel di tubuh kita.”
Sigen               : “Iya jadi enteng rasanya.”
Wahid                         : “Nah kalian berdua kan sudah melewati kami, maka kalian harus melewati saluran selanjutnya.”
Ok&Sigen       : “Ok deh!”
Ok dan Sigen pun melanjutkan perjalanannyaa mencari Ghofaring.
Ok                   : “Huuaahh... leganyaa... sudah bersih kita.”
Sigen               : “Iya.. sekarang kita sudah jadi oksigen murni.”
Ok                   : “Eh siapa itu?”
Sigen               : “Ngga tahu, coba kita samperin.”
Ok dan Sigen berjalan mendekati sosok yang ada agak jauh dari hadapan mereka.
Ghofaring        : “Heh kalian berdua, sudah bersih belum? Masih panas nggak?”
Ok                   : “Sudah..”
Sigen               : “Enggak..”
Ghofaring        : “Bagus. Sudah siap belum?”
Ok                   : “Siap apanya?”
Sigen               : “Siap buat ngapain?”
Ghofaring        : “Siap untuk masuk ke saluran selanjutnya.”
Ok dan Sigen terlihat berbisik-bisik. Mereka merasa takut untuk masuk ke saluran selanjutnya karena tampangnya yang garang. Akhirnya dengan terbata-bata mereka berkata siap untuk masuk ke saluran yang selanjutnya.
Ghofaring        : “Oke, sekarang kalian masuk ke saluran yang itu, jangan masuk ke saluran yang lain.
Ok dan Sigen pun masuk ke saluran yang bernama batang tenggorok.
Ok                   : “Lhoh kita kok nggak di apa-apain ya?”
Sigen               : “Iya, kita cuma numpang lewat.”
Ternyata di faring, Ok dan Sigen tidak menerima perlakuan apapun. Demikian pula saat Ok dan Sigen melewati laring dan trakea hingga akhirnya sampai di bronkus (cabang batang tenggorok) lalu menuju paru-paru.
Ok                   : “Kita sudah banyak melewati berbagai saluran, sekarang tinggal apa lagi ya?”
Sigen               : “Iya, kita sudah lewat mana saja tadi?”
Ok&Sigen       : “Faring, laring, trakea.”
Sigen               : “Sekarang apa lagi ya?”
Ok                   : “Eh itu ada apa ya? Kok bulet-bulet, gandengan lagi.”
Sigen               : “Ngga tahu, samperin yuk?”
Ok dan Sigen menghampiri sosok yang ada di hadapan mereka. Ternyata mereka adalah alveolus, tempat pertukaran udara antara oksigen dan karbondioksida.
Ok                   : “Aduh ada dua nih. Kamu mau yang mana?”
Sigen               : “Ngga tahu, aku juga bingung. Mau yang kanan apa yang kiri. Kalau yang kanan nyeremin, kalo yang kiri kelihatannya murah senyum. Ya udah aku yang kiri aja deh.”
Ok                   : “Eh nggak bisa gitu dong, aku kiri kamu kanan!”
Sigen               : “Ya nggak mau. Pokoknya aku kiri.”
Ok                   : “Ya udah kita suit aja. Yang menang dapet kiri gimana?”
Sigen               : “Ok!”
Mereka berdua berebut untuk mendapatkan alveolus kiri. Dan akhirnya Ok yang menang. Mereka lalu masuk ke alveolus kanan dan kiri. Di dalam alveolus terjadi pertukaran gas, karbondioksida pergi meninggalkan alveolus dan oksigen menggandeng alveolus.
            Dengan masuknya Ok dan Sigen ke dalam alveolus maka berakhirlah perjalanan mereka berdua di saluran pernfasan. Ok dan Sigen selanjutnya akan di proses lebih lanjut di dalam tubuh manusia.

THE END





DRAMA BIOLOGI
GARA-GARA UPIL”















 












DISUSUN OLEH     :         
1)       EKA NUR .R.                       (9)
2)      FRANSISKA AGRI .M.       (11)
3)      LUGAS YAN .P.                   (15)
4)      NEFA SEPTIANI                  (19)
5)      NOVIA MARDIANA           (21)
6)      PARASDYA TITIS .P.         (23)
7)      TEGAR WILDANI               (28)
8)      ULFAH OKTAVIA              (29)
9)      VELLA LUTVATUL .A.     (30)

SMA NEGERI 2 PURBALINGGA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
( drama penutup )
Agri telah ingat kembali tentang pelajaran sistem pernafasan yang pernah di berikan oleh ibu gurunya di sekolah. Ternyata upil terbentuk dari udara yang tersaring di dalam rongga hidung. Karena udara bebas banyak mengandung kotoran, kotoran tersebut tersangkut di rambut-rambut halus. Lama kelamaan kotoran itu mengendap dan mengering.
Sistem pernafasan terdiri dari rongga hidung, faring, laring, dan trakea, kemudian baru masuk ke dalam paru-paru. Dan di dalam paru-paru terdapat alveolus dan di disitu terjadilah pertukaaran oksigen dan karbondioksida secara difusi.

0 komentar:

Posting Komentar