Ahmad Supriyanto seorang parubaya yang
sudah pensiun dari pengobaran minyak. Dia yang sudah pensiunan tak mempunyai
pekerjaan sampingan hanya mengandalkan uang pensiunannya. Dia menyadari umurnya
yang sudah berkepala enam tidak mungkin bekerja yang menguras tenaga seperti
dulu. Pada suatu saat dia sangat membutuhkan uang namun ia bingung mendapatkan
uang dari mana. Sekejap dia berfikir dan terus berfikir, bagaimana caranya
mendapatkan uang dengan cepat dan mudah. Beberapa saat ia menemukan ide namun
cara perolehannya tidak halal. Ide yang dia dapat itu mencuri dengan modus
penipuan.
Suatu hari matahari hampir tepat diatas
kepala, ia pergi ke toko baju dengan sisa uang yang ia miliki. Dia membeli
sebuah seragam dinas PNS yang sudah jadi. Keesokan harinya dia bergegas dengan
seragam barunya yang baru saja ia beli. Dia pergi ke pusat perbelanjaan dengan
menaiki kendaraan umum. Sesampainya di pusat perbelanjaan ia berjalan
menelusuri pusat perbelanjaan dengan santai akan apa yang ia kenakan saat itu.
Walaupun pada jam itu adalah jam kerja PNS baru saja usai. Dia berniat ke gerai
ponsel yang berada pada lantai tiga di pusat perbelanjaan itu. Dia menuju salah
satu gerai ponsel, dia melihat-lihat ponsel yang dipajang di gerai tersebut.
Ada satu jenis ponsel yang ia tertarik. “Mas, coba lihat hp yang ini!” kemudian pegawai toko
mendekati dan mengeluarkannya dari rak kaca. ”Yang ini, pak?” tanya pegawai.
“Ya” jawabnya singkat. “Hp ini kualitasnya gimana?” tanya Ahmad ingin tahu.
“Oh, ini bagus pak walaupun tidak ada kameranya, tapi kualitasnya terjamin pak.
Biasanya hp yang tidak ada kameranya kaga ada radionya tapi hp ini ada
radionya.” Penjelasan si pegawai gerai ponsel dengan panjang lebar agar menarik
ketertarikan si pria parubaya itu. “Benar ini kualitasnya bagus? Ini harganya
berapa?” tanya si pria parubaya seakan ia ingin membelinya. “Yang ini harganya
murah pak hanya 200.00, bapak jadi beli yang ini?” tegas si pegawai gerai. “Ya,
saya mau beli 14 ponsel tipe ini ya! Tolong dibungkus dan dinota!” kata si
parubaya itu.
Setelah itu si pegawai mengemasi
14 ponsel itu dan menatanya. “Imi totalnya jadi 2.800.000. Memangnya ponsel
sebanyak ini untuk siapa aja pak?” tanya pegawai gerai keheranan. “Oh ini saya
butuh ponsel sebanyak ini tuk karyawan-karyawan di tempat ku kerja.” Katanya dengan
santai. Ketika itu si pegawai gerai sebenarnya heran kok ada PNS yang butuh
ponsel banyak tuk karyawan-karyawannya. Dengan
masa bodo si pegawai gerai tidak terlalu memikirkannya. Lalu si pria parubaya
pergi dari gerai dan kembali jalan-jalan di pusat perbelanjaan itu. Matahari
meninggalkan bumi dan muncullah bulan, ketika itu Ahmad pulang ke rumahnya
dengan membawa ponsel yang baru ia beli tadi.
Selang beberapa hari dari ia beli ponsel, si pegawai
gerai sadar bahwa dirinya telah ditipu oleh orang parubaya itu. Lalu si pegawai
gerai telfon ke kantor polisi. Setelah menrima laporan, polisi segera
mencari keberadaan tersangka. Pada siang
hari polisi menemukan dimana keberadaan si Ahmad yang saat itu di rumahnya
sedang istirahat. “Jebret” suara pintu spontan si Ahmad yang sedang terlelap
tidur jadi bangun. Polisi langsung bagi tugas. Lalu dia tangannya langsung
diborgol sama polisinya dan dibawa ke mobil spontan. Dengan suara pintu yang
keras tadi mengagetkan para tetangganya. Dengan sekejap warga yang berada di
dekat rumah Ahmad berhamburan keluar. Tak disangka si Ahmad ternyata penipu.
Setelah sampai di kantor polisi dia langsung dimintai keterangan, ia
menceritakan semuanya kepada polisi yang bernama Kanit R Gunung yang mengintrogasinya.
Dengan kejadian ini si Ahmad divonis sebagai tersangka dan ditahan dalam sel
jeruji besi yang akan jadi rumah barunya beberapa tahun ke depan.
Sumber : SATELIT POST. Senin Kliwon, 23 September
2013. Halaman 1 berlanjut ke halaman 11. “Ngaku PNS, Pensiunan Bawa Kabur 14
Ponsel”.
Twitter : @novia_mardiana
Line :
nm9611
0 komentar:
Posting Komentar