Suatu
hari aku duduk di depan TV bersama orang tuaku sambil sms-an sama
teman-teman. Tiba-tiba ada nomor baru masuk ke hpku dengan mengirim
pesan kosong. Aku membalas smsnya untuk mengetahui siapa dia itu.
Dengan akrab kita disms dan telfon, dia meminta alamat email
facebookku biar bisa melihat fotoku. Sebenarnya dia meminta fotoku
lewat mms namunku tak mau mengirimnya. Akhirnya kusuruh ambil di
facebookku saja.
Setelah
dia tahu fotoku, dia sering smsku untuk ketemuan namun ku tak punya
waktu luang yang banyak. Tapi dia ingin sabar menungguku agar bisa
bertemu langsung. Setelah aku ada waktu luang dia ngajak ketemuan di
suatu tempat, disitulah tempat pertemuan pertama. Setelah itu, dia
malah sering mengajakku untuk jalan bareng bersamanya. Dari
keseringan bertemu aku merasakan dia menyukaiku. Tapi ku tak tahu
perasaan dia kepadaku. Seiring berjalannya waktu aku mulai jatuh
cinta padanya. Tak lama kemudian dia mengungkapkan perasaannya padaku
dan dia mengatakan cintanya padaku. Dan diterima cintanya sama aku.
Selama awal hubungan ini aku dan dia terlihat seperti belum pacaran.
Seiring berjalannya waktu hubungan ini pun terasa indah seperti pada
umumnya.
Setelah
beberapa bulan menjalin hubungan, aku merasa dia jauh dari aku,
seolah dia sudah bosan denganku. Aku merasa seperti cintaku digantung
olehnya. Seolah aku dan dia tak punya hubungan namun status kita
masih berpacaran. Aku minta ketemuan dengannya untuk membahas mau
dibawa kemana hubungan ini.
Akhirnya
dia pun datang juga menemuiku. Tapi raut wajahnya tak sumringah
seperti tak kangen padaku.
“Sayang
kenapa wajahmu ditekuk begitu?” tanyaku.
“Tidak
apa-apa kok.” jawab dia.
“Yank
kamu kenapa sekarang berubah seperti ini, tak seperti dulu lagi.”
“Berubah
bagaimana, bukannya kamu yang berubah sekarang?!” jawab dia seperti
kecewa.
Aku
merasa sedih ketika dia bilang seperti itu. Aku pun menjelaskannya
secara panjang lebar. Akhirnya dia luluh dengan perkataanku seperti
itu. Aku merasa lega melihat dia bisa mengerti kembali. Hubunganku
kembali seperti dulu, senangnya hatiku.
Aku
senang hubungan seperti dulu namun beredar kabar yang membuatku sedih
kembali. Teman-temanku semua bilang kalau dia itu selingkuh dengan
mantan kekasihnya yang dulu. Sejak omongan teman-teman, aku tak perlu
terhasut oleh mereka sebelum aku mengetahuinya sendiri. Aku pun
membuka facebooknya dia, di facebooknya dia bikin status dan ternyata
mantannya ngomen distatusnya itu. Aku pun ikut mengomentari statusnya
itu. Di komentarnya itu dia dan mantannya menggunakan panggilan
sayang
seperti mereka pacaran. Aku merasa gelisah jika itu benar terjadi.
Setelah
beberapa hari aku mendengar lagi kalau dia sering jalan bareng dengan
cewe lain. Aku pun tak mempercayai itu sebelum aku melihat dengan
mata kepalaku sendiri.
Beberapa
kemudian aku melihat dia bersama cewe lain di suatu tempat. Ternyata
tempat itulah yang mereka sering bertemu. Aku mendekatinya dengan
hati yang benar-benar kecewa dengan semua itu.
“Sayang
kamu sedang apa disini?” tanya aku.
“Aku
disini lagi tidak ngapa-ngapain, kamu jangan berprasangka dulu.”
“Lalu
dia siapa yank, kenapa sama kamu?”
“Dia
mantanku, emang kenapa? Kamu cemburu?”
“Ya
sudah jika kamu masih menyayanginya lebih baik kamu kembali
bersamanya dari pada kebohonganmu membuuatku sakit.”
Aku
merasa telah dihianati, aku pun meminta untuk mengakhiri hubungan
ini. Jika membuat salah satu dari kita sakit. Hubungan ini pun
berakhir dengan pedih yang begitu dalam.
Sampai
saat ini aku masih belum bisa melupakannya. Dia seorang yang aku
cinta dan kusayang namun aku tak banyak berharap jika hubungan ini
dapat kembali seperti dulu lagi. Namun ini semua sudah terjadi tak
mungkin bisa berputar pada saat-saat indah bersamanya. Kehidupanku
berubah setelah kita putus, aku membuka lembaran baru untuk tetap
bangkit dan tak selalu terpuruk dengan masalah yangt kuhadapi.
Kini
semua kembali seperti sebelum aku mengenalinya. Aku tetap menjalani
hidupku apa adanya. Tapi aku masih belum bisa melupakan dia sampai
saat ini. Sulit bagiku tuk melupakan seseorang yang ada di dalam
kehidupanku. Walau semua itu menyakitkan namun tak harus dalam
keterpurukan karena cinta. Karena cinta kita dapatkan dari
orang-orang yang menyayangiku dan aku mencintai mereka. Walau putus
dengan kekasih jangan terpuruk menerus karena semua percuma, jodoh
sudah diatur Allah SWT. Dan jika disakiti janganlah membalas apa yang
telah dia berikan.
Pada
awalnya aku tak percaya jika aku hanya pelampiasan dia saja. Padahal
aku mencintai dan menyayanginya, tetapi dia tak mengerti semua ini.