Jumat, 04 April 2014

Cara Memutihkan Bagian Leher

Cobalah bercermin dengan sinar pencahayaan yang terang. Lalu cek apakah kulit leher dan kulit wajah Anda sama? Masalah kulit leher yang lebih gelap seringkali tak disadari oleh bayak wanita. Tak perlu risau. Dengan 3 langkah berikut, dalam 1-2 minggu, rona kulit leher bisa sama cerahnya dengan kulit wajah.

Ada 3 cara yang bisa Anda coba untuk membuat leher lebih putih dan cerah. Caranya gampang, bahannya juga mudah didapatkan di sekitar Anda.

Scrub
Untuk lebih memudahkan anda dalam melakukan cara memutihkan kulit leher adalah dengan menggunakan scrub. Scrub alami dengan memanfaatkan garam halus yang diberi perasan jeruk nipis ataupun lemon dapat dijadikan sebagai bahan alami untuk memutihkan kulit leher dan mengangkat sel kulit mati dengan mudah.

Essence Water
Kadang bagian leher yang juga ikut dipupuri bedak, luput dari sapuan make up remover. Akibatnya munculah penumpukan residu yang menyebabkan kulit gelap, kusam dan sel kulit mati menumpuk. Gunakan essence water atau toner di rumah setiap kali usai mandi. Usapkan merata pada leher. Pilih yang mengandung zat pencerah kulit yang dapat meresap ke lapisan sel kulit terdalam. Salah satunya adalah Olay White Radiance Cellucent Essence Water. Selain meresap ke permukaan kulit untuk mengurangi pembentukan melanin dan mensuplai kulit dengan kelembapan yang terus menerus.

Lemon
Sebelum mandi di pagi hari, ambil sebutir jeruk lemon iris menjadi 4 bagian, laluusapkan ke area kulit leher. Lemon kaya akan vitamin C yang berkhasiat memutihkan kulit leher yang menggelap. Usap sambil melakukan pijatan kecil agar kotoran dapat dengan mudah terangkat. Selain mengguanakan jeruk lemon anda dapat pula menggunakan jeruk nipis yang juga dapat dilakukan sebagai cara alami memutihkan kulit leher ini.

Hati-Hati Jika Terlalu Lama Joging

Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Cardiovascular Research Institute di Lehigh Valley Health Network, Pennyslavia, AS, menemukan jika seseorang terlalu banyak lari atau jogging dapat berisiko meninggal lebih cepat.

Sebaliknya, justru para peneliti menyatakan bahwa orang – orang yang lebih lama hidup adalah orang yang melakukan lari atau olahraga dengan intensitas sedang.

Menurut para peneliti, orang yang berolahraga terlalu banyak lari dan orang yang tidak berolahraga sama sekali, memiliki risiko kematian dini yang sama.

Untuk melakukan studi ini, para peneliti mempelajari lebih dari 3.800 pelari baik wanita dan pria yang rata – rata berusia 46 tahun.

Dan hampir 70% peserta studi mengatakan bahwa mereka biasanya berlari lebih dari 30 km seminggu.

Selain itu para peneliti juga menganalisa apa obat yang dikonsumsi, dan juga memeriksa apa mereka memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan riwayat merokok.

Hasilnya para peneliti tidak menemukan satupun penyebab dari kondisi diatas yang menyebabkan orang – orang mengalami kematian dini karena terlalu banyak lari atau berolahraga.

Dr. Martin Matsumura yang memimpin studi ini mengatakan bahwa ia dan rekan – rekannya tidak meminta orang untuk berhenti olahraga lari atau jogging, namun ia menyarankan untuk terus mengikuti perkembangan studi mengenai hubungan antara usia dan berjalan terlalu banyak ini.

“Yang belum kita pahami adalah mendefinisikan dosis yang optimal untuk berjalan atau jogging bagi kesehatan dan umur panjang,” kata Matsumura kepada situs Health Day.

Sementara itu, Dr. James O’Keefe, meyakini bahwa temuan studi ini disebabkan oleh ‘keausan’ pada tubuh orang – orang yang melakukan terlalu banyak berjalan atau jogging.

O’Keefe menyarankan, untuk jogging sekitar dua setengah jam dengan intensitas sedang seminggu.

Well fitness mania, sesuatu yang berlebihan itu memang tidak baik lho! Selamat berolahraga.

Tanda-Tanda Move On

Mengakhiri sebuah hubungan bukanlah keputusan mudah. Anda mungkin berpendapat tidak ada hubungan yang sempurna dan tidak ingin beranjak pergi dengan segera. Namun di satu sisi, semua usaha yang telah Anda lakukan terasa sia-sia. Kelebihan dan kekurangan dalam sebuah hubungan sebenarnya dapat diatasi dengan saling mengerti untuk menciptakan ikatan yang kuat. Tapi sekuat apapun Anda berusaha, perlu disadari bahwa tidak semua hubungan memiliki happy ending. Berikut 9 tanda bahwa Anda harus move on dari hubungan yang terlihat mulai runtuh secara perlahan.

Penderitaan lebih banyak dari kebahagiaan
Anda pasti akan melalui hari-hari yang baik dan buruk dalam berhubungan. Hal buruk yang terjadi belum tentu menjadi akhir dari hubungan Anda secara langsung, bahkan pasangan terbaik yang Anda kenal pasti pernah beradu argumen dan terlibat pertengkaran. Namun jika hal-hal buruk lebih sering Anda dapatkan dari memori indah, akan cukup sulit untuk mempertahankan hubungan Anda. Inilah saatnya untuk memikirkan apakah Anda harus bertahan atau tidak.

Masalah yang sama selalu terulang
Ketidakcocokan yang terus terjadi selama relationship berlangsung bisa menjadi alasan utama untuk mengakhiri sebuah hubungan. Perdebatan panjang yang terus terjadi antara Anda dan pasangan Anda menjadi tanda bahwa Anda harus pergi.

Anda hidup dalam naungan masa lalu
Jika masa lalu menjadi satu-satunya faktor yang membuat Anda bertahan dengan pasangan Anda, mungkin sudah waktunya untuk move on. Menggunakan memori masa lalu untuk memperbaiki sebuah hubungan memang bisa diterima. Namun menjadikan masa lalu sebagai alasan utama untuk bertahan bukanlah hal yang baik.

Pasangan Anda tidak terlihat berusaha
Anda mungkin saja telah memberikan segalanya untuk membuat relationship Anda tetap bertahan, namun tidak adanya gunanya jika dia tidak berminat untuk melakukan hal yang sama. Kedua belah pihak harus sama-sama berusaha. Terimalah kenyataan, bahwa apa yang dilakukan pasangan Anda menjadi tanda bahwa sudah saatnya untuk menyerah.

Pasangan Anda mengharapkan perubahan dari Anda saja
Akan sangat sukar untuk memperbaiki sebuah relationship jika pasangan Anda merasa bahwa dia adalah sosok sempurna yang merasa tidak pernah berbuat kesalahan. Anda selalu disalahkan atas hal-hal buruk yang terjadi dalam hubungan Anda. Perubahan adalah hal yang baik, namun harus dilakukan oleh kedua belah pihak agar keadilan bisa tercapai.

Semuanya terasa hambar
Mungkin Anda sudah tidak merasakan sesuatu yang spesial lagi dalam hubungan yang saat ini Anda jalani, namun Anda merasa tidak tega untuk pergi begitu saja dalam usaha untuk tidak menyakiti perasaannya. Namun hal ini justru menyakitkan bagi pasangan Anda jika hal ini terungkap di kemudian hari. Honesty is the best policy, even though the truth often hurts. But remember, the truth will set you free. Plus, your partner deserves better.

Tujuan Anda berdua berbeda jauh
Setiap pasangan wajib memiliki life goals yang sama, terutama ketika sebuah hubungan menuju ke arah serius. Kebersamaan Anda tentu saja akan terasa sia-sia jika pasangan Anda bukanlah tipe orang yang menginginkan pernikahan misalnya, berbanding terbalik dengan Anda yang menganggap pernikahan sebagai salah satu tujuan penting yang harus dicapai.

Anda tidak lagi excited untuk bertemu dengannya
Menghabiskan terlalu banyak waktu tentu saja akan membuat bosan, karena itu Anda dan pasangan Anda terkadang perlu waktu untuk 'bernafas' dan hal itu sangat normal. Namun ceritanya akan berbeda jika Anda telah menganggap bahwa bertemu pasangan Anda merupakan sebuah beban dan sering membuat alasan palsu untuk menghindarinya.Now you have to decide. Ingatlah satu hal; jika bertahan tidak lagi menjadi hal yang masuk akal, let it go, buddy.

Pemakaian Bra Untuk Kesehatan

Bra atau penyangga payudara adalah suatu hal yang wajib digunakan oleh para wanita, terutama para remaja yang masih dalam masa pertumbuhan. Menggunakan bra dipercaya bisa membuat bentuk payudara tetap indah dan kencang.
Namun tahukah Dreamers, jika menggunakan bra terlalu lama juga tak baik untuk kesehatan?
Dikutip dari DuniaFitnes.com, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa mengenakan bra terlalu lama dapat menimbulkan suhu disekitar payudara meningkat dan memacu timbulnya kanker payudara. Seorang ilmuwan bernama Soma Grismaijer asal Sydney, Australia melakukan sebuah penelitian mengenai berapa lama waktu yang tepat dan sehat mengenakan bra bagi wanita.
Grismaijer pun mengungkapkan bahwa waktu yang ideal bagi wanita untuk mengenakan bra adalah kurang dari 12 jam. Maka ia menyarankan para wanita untuk mengenakan bra minimal 12 jam sehari untuk mencegah resiko kanker payudara. Hal ini ia kemukanan atas dasar penelitian yang telah ia lakukan terhadap 4.500 wanita di lima kota besar di Amerika Serikat.
Wanita yang mengenakan bra selama 24 jam sehari lebih beresiko terserang kanker payudara ketimbang wanita yang jarang mengenakan bra. Hasil studi tersebut pun Graismaijer tuangkan dalam buku yang berjudul ‘Dresses To Kill: The Link Between Breast Cancer and Bras’.
Ia juga menyarankan para wanita untuk mengistirahatkan payudara saat tidur, yang artinya jangan mengenakan bra saat tertidur. Secara global, lebih dari 70% wanita yang terkena kanker payudara pada dasarnya tak memiliki resiko kanker payudara.
Namun dari hasil penelitian, diduga bahwa kebiasaan mengenakan bra dalam waktu yang lama serta kebiasaan mengenakan bra dengan ukuran yang tak sesuai juga memicu resiko kanker.